BBM Jenis Premium Tak Lagi Dijual di Sula

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum(SPBU)Yang Terletak di Desa Mangon, Kecamatan Sanana Kabupaten Sula

SANANA,HM-Pasokan Bahan Bakar Minyak(BBM) jenis Premium di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum(SPBU) di Kabupaten Kepulauan Sula, hampir sebulan ini tidak lagi dijual.Warga setempat saat ini hanya bisa menikmati pasokan BBM jenis Pertalite dan Pertamax. Kondisi tersebut dinilai sangat membebani masyarakat.

Salah seorang warga Mangon yang ditemui Harian Malut Id yang enggan namanya dipublis mengaku, penjualan BBM jenis premium yang tidak lagi dijual oleh SPBU, yang berada di Desa Mangon Kecamatan Sanana,  maupun SPBU di Desa Waiboga tentunya sangat merugikan warga.Terutama BBM jenis Pertamax yang harganya mencapai Rp 9200/ liter.

” Kalau BBM jenis premium harganya masih bisa terjangkau.Betbeda dengan Pertalite harga per liter mencapai Rp. 7.850,apalagi Pertamax mencapai Rp.9200,” katanya, Jumat(5/11).

Ditempat terpisah, Akademisi STAI Babusalam Sula, Sahrul Takim, menilai persoalan ini harus di perhatikan oleh Pemda. Walapun disisi yang lain, merupakan kebijakan nasional untuk menghilangkan Premium karena dinilai mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. namun harus mencari BBM alternatif yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Jika dilihat, BBM alternatif yang mestinya menjadi prioritas untuk Masyarakat di kabupaten kepulauan Sula saat ini adalah Pertalite karena harganya masih terbilang terjangkau yakni Rp. 7. 850. Pasalnya Premium yang awalnya dengan harga Rp. 6.550 jika langsung ke Pertamax dengan harga Rp. 9.200 terasa sangat membebani masyarakat yang ada di sula

“Apalagi Pertalite saat ini tidak masuk dalam BBM bersubsidi sehingga bisa penyediaannya tidak terbatas, tidak sama seperti jenis BBM lain. Sehingga tidak ada alasan untuk mengurangi penggunaan BBM berjenis Pertalite di kepulauan Sula,” ujarnya.

Kondisi tersebut menurut dia,  tentunya butuh intervensi pemerintah daerah agar BBM pengganti premium tidak seharusnya membebani masyarakat. Bukan malah mendukung Pertamax dengan program Langit biru sekarang ini.

Apalagi kondisi ekonomi negara saat ini belum stabil karena dampak wabah Covid-19. Keadaan tersebut juga di rasakan oleh masyarakat kabupaten kepulauan Sula yang pendapatannya di bawah rata-rata dan hanya terbantukan

“Dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah pusat. Justeru jangan lagi memperparah keadaan masyarakat.Perlu di ingat bahwa dengan Harga konvensi BBM dari jenis premium ke Pertamax yang cukup bombastis ini dapat berdampak serius terhadap naiknya harga tranportasi dan harga barang. Dengan penggunaan harga,” sambungnya.

Ditambahkan,harga BBM yang tinggi akan menaikkan harga angkutan mobil seperti angkot, Open Cup (Gemkau Baren) hingga harga ojek dan motoris.

” Pastinya berdampak juga pada kenaikan harga barang utamanya 9 bahan pokok. Seharusnya problem ini tidak dilihat sebagai hal yang biasa-biasa saja oleh Pemda,” ucapnya.

Dia berharap pemerintah daerah agar bisa mengintervensi dengan memilih BBM berjenis pertalite sebagai pengganti premium, sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian masyarakat dari ancaman kenaikan harga barang di semua lini.(K-P/Man)

 

 

Related Articles

Back to top button