Diduga Ada Intrik Politik Baliho Wagub Dan Ibu Muttiara Di Copot Dari Arena HKG

HALTENG, HM – Perseteruan dan intrik politik antara Elang-Rahim versus Al Yasin-Muttiara sejak perhelatan Pilkada 2007-2012-2017-2024 sepertinya tidak berkesudahan. Hal ini terungkap pada moment pelaksanaan HKG PKK yang sedianya akan dihelat pada Kamis, (28/07/22) dan dipusatkan di Pandopo Falcino Kota Weda desa Fidi Jaya.
Menurut sumber dari PKK Provinsi Malut mereka sudah memasang baliho yang terpampang foto Gubernur dan Ibu juga foto Wagub dan Ibu. Namun tak berselang sehari setelah pemasangan, baliho tersebut raib entah kemana. Mengetahui hal itu Sekretaris PKK Provinsi Malut, Olla Mahmud tidak memberikan komentar banyak dan hanya mengatakan tidak mengetahui siapa yang mencopot baliho tersebut.
“Kami tidak tahu siapa yang mencopot baliho itu, padahal malam Senin kemarin sudah kami pasang pas besoknya baliho sudah dibuka. Kami tidak bisa berbuat banyak sebab yang punya hajatan adalah panitia PKK Kabupaten,” ujarnya.
Terkait hal itu, Ketua KNPI Halteng Husen Ismail mengaku sangat menyesalkan pencopotan baliho ucapan sukses pelaksanaan HKG yang ada terpampang foto Waki Gubenur Malut dan Ibu adalah sebuah bentuk penghinaan terhadap etika berbirokasi yang ditunjukkan oleh panitia HKG melalui pemerintahan ini. Sikap ini merupakan sebuah pembuktian mengabaikan falsafah Fagogoru yang dijadikan slogan pemerintahan ini.
“Jika sikap birokrasi sudah seperti ini ditunjukkan kepada publik, maka akan memberikan dampak yang buruk terhadap pola dan perilaku hidup masyarakat. Seperti kata bijak menyatakan’ “Bagaimana perilaku pemimpin begitulah perilaku rakyatnya”. Padahal Halmahera Tengah memiliki dan masih memegang teguh prinsip dan falsafah sopan/hormat, ngaku rasai yang jika kita komparasikan dengan peristiwa sungguh ini sangat bertentangan,” kesalnya.
Lebih lanjut Husen bilang kuat dugaan masalah ini ada nuansa dendam kesumat politik yang penuh intrik untuk saling menjatuhkan. Bisa jadi karena sudah mendekati tahun politik maka ruang bagi rival politiknya ditutup agar tidak berkutik,” pungkasnya. (Ode)