Gegara Saling Klaim Soal Gol, Dua Tim Sepak Bola Gawang Sedang Jadi Begini

HALTENG, HM – Ajang sepak bola gawang sedang yang berlangsung di lapangan Batu Dua desa Tepeleo Kecamatan Patani Utara Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara Selasa, (5/7/2022) kemarin dikabarkan ricuh akibat kedua tim sepak bola gawang sedang ini saling klaim soal gol.
Kedua tim sepak bola gawang sedang yang sedang ricuh adalah tim Persibat Tepeleo dan tim PSM Masure yang masuk pada empat besar. Kericuhan terjadi karena dikabarkan kedua tim tersebut saling klaim soal gol. Kericuhan berawal tim PSM Masure berhasil mencetak gol pada menit terakhir babak pertama. Kemudian gol itu pun di protes oleh tim Persibat Tepeleo dengan dalil Wasit dan hakim garis (lesmen) bertindak tidak profesional atas pemberian tanda gol dari tim PSM Masure. Menurut tim Persibat Tepeleo bahwa ada sebuah pelanggaran (hans) dari tim PSM Masure dan diduga wasit dan lesmen berpihak nyata pro terhadap tim PSM Masure.
Atas tindakan protes keunggulan itu, wasit, lesmen dan panitia serta kedua manager tim yang sedang bertanding berkoodinasi. Namun, tim Persibat Tepeleo selaku tuan rumah tak terima keunggulan tim PSM Masure dengan dalil sebuah pelanggaran (hans). Akan tetapi atas kesepakatan kedua Manager tim sepak bola pertandingan dilanjutkan pada hari Rabu, (6/7/2022) dengan skor 1 – 0.
Pertandingan kedua tim tersebut kembali berlangsung dengan durasi waktu 2.400 detik atau selama 40 menit itu kembali di protes oleh saudara Ato yang menurutnya penambahan waktu saja. Karena waktu permainan 40 menit ini bukanlah rumus pertandingan sepak bola gawang sedang yang disetujui pemain, wasit dan panitia.
Dengan kesepakatan itu, pertandingan pun kembali dihelat dan keunggulan tim PSM Masure tim Persibat Tepeleo berhasil menyamakan skor menjadi 1 – 1 (satu sama). Namun menuai aksi protes dari saudara Aci dengan dalil bahwa bola kena tiang gawang dibagian luar bukan tiang gawang bagian dalam. Akan tetapi protes itu pun dibantah oleh salah satu pemain Persibat Tepeleo dan bertindak cepat memukul saudara Aci dan Idham.
Akibat aksi protes yang menggunakan fisik tersebut tak di terima sporter tim PSM Masure kemudian kericuhan (bakalae) antara warga Masure dan warga Tepeleo tak terkendali lagi kurang lebih selama 30 menit.
Ato mengatakan, bahwa tindakan fisik yang dilakukan sebagian panitia dan warga Tepeleo yang memukul salah satu warga Masure dengan balok dan lata (kayu) di bagian kepala sampai babak belur sampai mengalami pendarahan dibagian kepala karena pecah 8 jahitan dan satu warga Masure di lempar dengan batu di kepala 3 jahitan saat bergegas pulang ke Masure.
Karena sudah berimbas kepada banyak orang maka dikabarkan warga kedua desa ini pun saling baku jaga. Kegiatan Open Tournamen desa Tepeleo Batu Dua intinya adalah mencari dana untuk pembangunan Masjid desa Tepeleo dan itu kami sangat menghargai hal itu. Namun faktanya tuan ruma yang membuat ricuh lebih dulu terhadap tamu undangan. Tong tara terima dan Tara ikhlas,” tuntasnya. (Ode)





