Minim Pengetahuan, Slamet Priyatno Diminta Banyak Baca Buku

Lacao Ladamane

HALTIM, HM- Pernyataan Slamet Priyatno dalam kampanye calon Bupati Halmahera Timur, pasangan nomor urut dua di Desa Mekarsari beberapa hari lalu, dinilai mencerminkan seorang politisi yang minim pengetahuan.

Pasalnya, sebagai juru kampanye, Slamet Priyatno yang merupakan mantan anggota Halmahera Timur dua periode ini dalam kampanyenya, tidak menjual visi-misi pasangan calon nomor urut dua Ubaid-Anjas.

Slamet justru menyerang person Muh. Farrel Adhitama sebagai calon bupati nomor urut 1. Dalam isi kampanyenya, Slamet mempersoalkan umur Farrel yang masih anak-anak. Menurutnya dengan usia yang masih mudah, Farrel pantas melamar seorang gadis untuk menikah, bukan untuk mencalonkan diri sebagai calon bupati.

“Cukup datang sama bapaknya kalau melamar anak gadis orang, kalau melamar bupati jangan bawa-bawa bapaknya. Dalam Bahasa eskatologi memilih imam saja yang cukup umur, pilih yang lebih tua. Ini penting, kenapa, kematangan dalam berfikir lebih utama, ketenangan dalam memimpin pun lebih utama,” kata Slamet dalam kampayenya.

Lebih parah lagi Slamet yang konon alumni magister Master of Science The University of Westminster London, United Kingdom 2021-2022 mempersoalkan dukungan Rudy Erawan terhadap anaknya Farrel Adhitama dalam momen Pilkada kali ini.

Slamet tampaknya iri dengan Farrel Adhitama yang berani tampil maju sebagai calon bupati, ketimbang dirinya yang tidak bisa tampil karena tidak mendapatkan dukungan dari segala hal. Terbukti, Slamet ikut mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati di sejumlah partai, termasuk PDIP, namun syang tidak terakomodir.

“Loh saya pribadi yang sudah berdiri sendiri tanpa didampingi bapak saja tidak berani calon bupati, serius ini. La disana kok didampingi bapaknya, ini anak bapak atau anak mami saya ngak tauh yang jelas anak itu belum cukup umur untuk mencalonkan kepala daerah,” beber Slamet.

Menanggapi pernyataan ini, Slamet mendapat kecaman dari perbagai pihak. Slamet dinilai hanya mementingkan kepentingan pribadi ketimbang warga Wasile yang hidupnya sebagai petani.

“Jujur kami warga Wasile kecewa dengan apa yang disampaikan Slamet dalam kampanyenya. Warga wasile sudah tau samua, Slamet hanya pentingkan diri sendiri, bukan orang banyak,” kesal At, salah satu warga Kecamatan Wasile.

Pernyataan Slamet ini juga mendapat reaksi keras dari Lacao Ladamane, selaku LO pasangan M. Farel Adhitama Erawan dan Thaib Jalaludin. Menurutnya, Slamet berpendidikan tinggi namun pengetahuanya sangat diragukan.

Lacao meminta kepada Slamet untuk membaca aturan PKPU Nomor 10 Tahun 2024 yang merupakan revisi PKPU Nomor 8 Tahun 2024, yang juga mengatur calon Bupati dan calon Wakil Bupati dimana berusia paling rendah 25 tahun.

“Aturanya sudah jelas, soal mampu atau tidak nanti kita lihat. Bukan karena sakit hati, iri atau lain sbagainya kemudian sabarang bicara. Yang harus dipersoalkan Slamet adalah 22 program visi-misi Ubaid-Anjas yang sebagian besar tidak terlaksana. Bukan serang person,” cecar Lacao sambil tertawa.

Lacao juga meminta Slamet untuk banyak baca buku sejarah demi menamba wawasan, agar pada pada saat kampanye nanti, tidak kekurangan gagagasan dalam menjual kandidat ke masyarakat.

“Di zaman lalu sampai sekarang tidak sedikit pemimpin-pemempin mudah yang sukses, contohnya Muhammad Al-Fatih yang mana beliau menaklukkan kota Konstatinopel pada usia 21 tahun. Sejarah dunia mencatat kita Konstatinopel itu dalam 1300 tahun lebih tidak ada satu negarapun yang dapat menaklukkannya,” paparnya.

Lebih jauh Lacao mengaku dirinya bukan sedang membandingkan antara muhammad Al-Fatih dengan M Farel Adhitama Erawan, tetapi  jika berbicara pemimpin mudah, pemimpin milenial, maka ribuan tahun yang lalu anak yang usianya 21 tahun bisa mengoncang dunia.

“Lagian lucu kalu usia dijadikan tolak ukur orang jadi pemimpin, belum tentu orang yang lebih tua bisa mampu jadi pemimpin yang baik. Jujur Slamet kurang berwawasan, sehingga dalam kampanye yang seharusnya menyampaikan visi misi malah jadi panggung menyerang pribadi Farel. Kalau jurkam cuman bisa karlota orang, kata orang Maluku Utara lantas apa bedanya jurkam sama kelompok arisan,” ujar Lacao. (Ady)

 

Related Articles

Back to top button